Orang Tua Wajib Tahu! Ini Nasehat Pernikahan dari Ulama untuk Anak yang Akan Menikah

Nasehat Pernikahan dari Ulama

Saat anak kita mengatakan, “Aku ingin menikah,” ada rasa haru sekaligus harap yang sulit dijelaskan. Di satu sisi, kita bahagia karena si buah hati bersiap membangun kehidupan baru. Namun, di sisi lain, ada rasa cemas—mampukah ia menjalani rumah tangga dengan bijak?

Sebagai orang tua, kita tentu ingin anak menikah dalam ridha Allah, bukan sekadar mengikuti cinta sesaat. Dalam ajaran Islam, nasehat pernikahan dari ulama menjadi bekal penting yang patut kita sampaikan kepada anak-anak kita. Seperti kata Imam Al-Ghazali, “Pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan, tetapi juga dua amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.”

Lalu, bagaimana peran kita sebagai orang tua menikahkan anak? Apa saja pesan yang perlu kita sampaikan agar mereka siap lahir batin?

Mengapa Orang Tua Perlu Memberikan Nasehat Sebelum Anak Menikah?

Pernikahan bukan sekadar pesta atau seremoni, tapi awal dari perjalanan hidup baru yang penuh tantangan dan dinamika. Di sinilah peran orang tua menjadi sangat penting. Nasehat yang tulus dari orang tua bisa menjadi bekal spiritual, emosional, dan bahkan praktis bagi anak dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

Melalui petuah bijak, anak akan merasa didampingi, tidak sendirian, dan tetap terhubung dengan akar nilai-nilai yang telah tumbuh sejak kecil. Nasehat ini bukan bentuk intervensi, melainkan wujud cinta dan tanggung jawab moral dari orang tua yang ingin melihat anaknya bahagia dan kuat dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Baca Juga: Minta Doa Restu Pernikahan Lewat WA Bahasa Jawa untuk Calon Pengantin

Peran Orang Tua dalam Islam

Dalam Islam, orang tua bukan hanya bertugas mencarikan jodoh atau menyelenggarakan akad nikah. Lebih dari itu, mereka adalah murabbi (pendidik) pertama dalam hidup anak. Memberikan bimbingan pranikah dari orang tua menjadi bagian dari tanggung jawab itu.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari-Muslim). Maka, orang tua perlu mempersiapkan anak bukan hanya secara finansial, tetapi juga secara spiritual dan emosional.

Dampak Psikologis dan Spiritual Nasehat Sebelum Pernikahan

Nasehat dari orang tua, apalagi yang bersumber dari nasehat pernikahan islami, dapat memberikan ketenangan dan arah yang jelas kepada anak. Bagi calon pengantin, mendengar langsung dari ayah atau ibu tentang makna pernikahan bisa menjadi penyejuk hati di tengah ketegangan persiapan menikah.

Sebuah nasihat yang lembut mampu mencegah kesalahpahaman, memperkuat niat menikah karena Allah, dan menjadi pengingat dalam menghadapi ujian rumah tangga kelak.

4–7 Nasehat Pernikahan dari Ulama yang Patut Disampaikan ke Anak

  1. Menikah Karena Allah, Bukan Sekadar Cinta Buya Yahya pernah mengatakan, “Jangan hanya mencari pasangan yang kamu cintai, tapi carilah pasangan yang bisa membawamu lebih dekat kepada Allah.”
  2. Rezeki dan Ujian dalam Rumah Tangga Ustadz Badrussalam sering mengingatkan bahwa setelah menikah, rezeki itu datang bersama tanggung jawab. Tidak ada rumah tangga yang steril dari ujian.
  3. Tugas Suami dan Istri Menurut Syariat Imam Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa suami adalah pemimpin rumah tangga yang wajib menjaga keluarganya dari api neraka, sedangkan istri adalah penjaga rumah dan kehormatan suami.
  4. Pentingnya Komunikasi dan Sabar Imam Al-Ghazali menekankan bahwa banyak pernikahan runtuh bukan karena kurang cinta, tapi karena kurang komunikasi.
  5. Jangan Lupakan Doa dan Dzikir dalam Rumah Tangga Ulama-ulama besar selalu menekankan pentingnya spiritualitas dalam rumah tangga.
  6. Hormati Orang Tua Pasangan Seperti Hormati Orang Tua Sendiri Rumah tangga yang harmonis dibangun dari hubungan yang baik antar keluarga.
  7. Jangan Membandingkan Rumah Tangga Sendiri dengan Orang Lain Dalam era media sosial, mudah sekali merasa iri. Pernikahan bukan lomba pencitraan.

Tips Menyampaikan Nasehat ke Anak Tanpa Menggurui

  • Pilih Waktu yang Tepat: Jangan sampaikan saat anak sedang stres atau terburu-buru.
  • Gunakan Bahasa yang Lembut dan Tidak Menghakimi: Hindari kata-kata yang memaksa.
  • Ceritakan Pengalaman Pribadi: Kisah nyata lebih membekas daripada teori.
  • Sertakan Rujukan dari Ulama: Agar pesan lebih berbobot dan mudah diterima.

Penutup: Restu dan Doa Orang Tua Adalah Bekal Terbesar

Setelah semua nasehat disampaikan, jangan lupa bahwa restu dan doa orang tua adalah bekal yang tidak bisa digantikan oleh apa pun. Bahkan, ada ungkapan dalam tradisi Islam: “Ridha Allah tergantung ridha orang tua.”

Meskipun anak telah dewasa dan membangun keluarganya sendiri, mereka tetap membutuhkan bimbingan. Maka, dampingilah mereka tanpa mengekang, dan doakan mereka setiap hari agar Allah menjaga pernikahannya.

FAQ (Pertanyaan Umum)

Apa nasehat paling penting dari ulama untuk pengantin baru? Menikah karena Allah dan menjadikan pernikahan sebagai ladang ibadah.

Bagaimana jika anak tidak mau mendengarkan? Gunakan pendekatan hati ke hati dan doakan dengan sungguh-sungguh.

Apa peran ibu dan ayah masing-masing dalam membimbing? Ayah sebagai panutan anak laki-laki, ibu sebagai teladan bagi anak perempuan. Keduanya saling melengkapi.

Semoga artikel ini dapat menjadi panduan hangat bagi para orang tua yang ingin membekali anaknya dengan cahaya ilmu dan cinta sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.

Barakallahu fiikum.